2019 Ganti Tuhan
Di tahun 2019, teori ke Tuhanan di Indonesia harus segera di upgrade atau di ganti ke versi terbaru karena versi lawas sudah tidak waras lagi. Mengingat Habib Bahar, telah menunjukkan kebencian level Surgawi. Alhamdulillah, akhirnya wujud Allah yang Asli telah tampak dari perilaku Habib Habib selaku tenggeran dan wakil Allah/ Tuhan di alam manusia Nusantara ini.
Katanya :
Tuhan itu Panjang Sabar, buktinya Habib Bahar dan Habib lainnya selaku ikon Allah di bumi Indonesia ini doyan marah-marah dan mengumbar kebencian. Menghina presiden resmi Republik Indonesia tercinta, tanpa merasa bersalah dan tidak mau minta maaf. Inikah prestasi dari Allah yang panjang sabar itu ?
Allah maha besar, tapi mempercayakan kebenarannya kepada orang-orang bodoh. Yang buta bathinnya, yang keras hatinya, yang sok-sokan, patentengan membela kebenaran dengan melakukan berbagai kesalahan yang melanggar norma-norma hukum, moral dll. Apakah ini cara mereka untuk membela kebesaran nama Allah ataukah akan segera membuat kebesaran nama Allah segera mengkerut ?
Tuhan maha adil, buktinya ada manusia yang terlahir miskin dan ada manusia yang sudah kaya sejak lahir. Ada manusia yang idiot sejak lahir dan ada orang yang sudah bijak sejak kecil. Ada mahluk yang menjadi binatang, tapi ada juga yang jadi Dewa.
Tuhan maha sempurna, buktinya ada manusia yang jadi homo, banci, lesby, dan gay. Ada juga manusia yang tidak punya telinga sejak lahir, ada bayi yang kembar siam dll.
Tuhan maha penyayang, tapi sayang sungguh sayang ada banyak manusia, dan ada banyak mahluk malang yang hidupnya penuh penderitaan.
Tuhan maha pengampun, tapi Tuhan tidak menutup pintu Neraka bagi makhluk-mahluk yang bersalah. Ini juga tidak Sinkron/ bertentangan dengan nama Allah yang maha Adil. Karena kalau Allah mengampuni orang-orang berdosa berarti dia tidak adil, soalnya apa bedanya orang yang banyak berbuat baik dengan orang yang banyak berbuat dosa, toh sama-sama masuk Surga.
Tuhan maha pengasih, tapi ada banyak orang/ mahluk yang hidupnya melarat, kelaparan dan terlantar di muka bumi ini.
Saya fikir Tuhan hanyalah tameng untuk melindungi ego manusia dari kebenaran penderitaan hidup. Sehingga ketika manusia berbuat salah, dia bisa menyalahkan makhluk lainnya. Bukan saya yang berdosa, melainkan dosa saya adalah atas izin dan kehendak dari Sang Tuhan.
Akhir kata :
" Tuhan tidak sedang bermain dadu dengan kehidupan ini, tetapi Tuhan sedang bermain petak umpet dan bermain politik di Indonesia. "
* Remix Quotenya Albert Einstein *